Selasa, 28 Juli 2009

Pandangan Islam Tentang ICT

www.nu.orSEMARANG, JURNAL NASIONAL – Di abad saintifik-teknologikal kini, sains dan teknologi merupakan faktor dominan dalam kebudayaan dan peradaan manusia. Maka, pemanfaatan kemajuan sains dan teknologi dengan Information and Communication Technology (ICT) sebagai peranti pengembangan kelembagaan dan sistem pendidikan Islam pun perlu.

Hal itu dikatakan Menteri Agama (Menag) Dr M Maftuh Basyuni dalam Seminar Nasional Membangun Pendidikan Islam Berbasis ICT (Information and Communication Technology) di Auditorium Kampus 3 IAIN Walisongo, Semarang, kemarin.

Acara itu sebagai bentuk kerja sama antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui Telkom Solution Business Partner dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang dalam merintis pendidikan Islam berbasis ICT di Indonesia.

Menag mengatakan, saat ini dunia pendidikan di Indonesia 92 persen berasal dari lembaga swasta. Sejak ada UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, suka atau tidak suka, pemerintah atau siapa pun mesti melirik lembaga swasta.

"Jangan abaikan pendidikan swasta, seperti: madrasah, pesantren, dan lembaga sejenis. Dalam beberapa hal, kadang mereka lebih unggul. Apalagi jika nanti ditunjang dan dibekali kemampuan dan pengetahuan ICT ini," katanya.

Dikatakan, kemajuan teknologi informasi mutakhir seperti internet dan jaringan televisi telah mengubah cara pandang masyarakat. Keberadaannya juga kerap memunculkan berbagai perubahan. "Harus kita sadari, produk teknologi yang kini dominan di negara-negara Barat tidak pernah bebas nilai (value free)," katanya.

Menurut Menag, kehadiran suatu produk teknologi tidak sekadar menghadirkan "perangkat", tapi juga cara berpikir, pandangan hidup, norma, budaya, dan sistem nilai tertentu. Itulah sebabnya, Menag berpesan, pemanfaatan ICT dalam pendidikan Islam perlu memerhatikan kemungkinan-kemungkinan itu.

Dalam kesempatan itu, Rektor IAIN Walisongo Prof Dr Abdul Jamil MA mengatakan, kerja sama ini nanti akan ditindaklanjuti dan diterapkan oleh perguruan tinggi Islam, lembaga madrasah, dan pondok pesantren di Indonesia.

Dikatakan, saat ini di Indonesia ada 591 perguruan tinggi agama Islam (PTAI): Universitas Islam Negeri (UIN) 6, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) 13, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) 33, dan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) 539.

“Pendidikan Agama Islam diharapkan sejajar dengan yang lain. Terutama dalam aplikasi teknologi dan informasi. Kami tidak ingin ketinggalan," kata Prof Abdul Jamil.

Vice President Enterprise Telkom, Slamet Riyadi mengatakan, saat ini komunitas Institusi Pendidikan Islam, khususnya di Jawa Tengah, cukup banyak dan relatif berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi institusi pendidikan dengan menggunakan platform ICT berbasis internet, aplikasi, dan content.

"Kenyataan itu mendorong Telkom berperan aktif membantu Perguruan Tinggi Islam, Pondok Pesantren, dan Madrasah di Semarang untuk mengembangkan kampus berbasis ICT,” katanya. (sudirman,S.Sos.I MTsn 31 Jakarta)

Tidak ada komentar: